Pentingnya Menjaga Reputasi

Apa yang telah kita raih selama ini, itulah prestasi dan reputasi yang perlu dijaga dengan baik. Jangan sampai, seperti kata Warren Buffet, membangun selama dua puluh tahun hancur hanya dalam lima menit.

Meski datang dari orang Barat, rekomendasi itu perlu mendapat pencermatan dari kita. Karena, dalam beberapa hal ada benarnya. Apa yang kita saksikan belakangan ini, menunjukkan kebenaran preskripsi Buffet itu.

Kata Buffet lagi, menjaga reputasi seperti menjaga harta yang paling berharga.

Ia menambahkan, mulailah dari satu pelajaran berharga lalu jalankanlah itu secara konsisten.

Fakta sosial itu, mengindikasikan kebenaran informasi _qur’ani_ . Bahwa semua nikmat yang kita miliki ini adalah dari Allah, _wa maa min ni’matin fa min Allah_ , begitu disebutkan dalam al-Qur’an.

Dalam konteks bisnis, kata Buffet lagi, reputasi itu dijaga dengan membangun _trust_ kepercayaan publik terutama teman bisnis. Dalam konteks literasi Islam, menyalurkan nikmat itu dengan bersyukur baik secara lisan, perbuatan, maupun harta.

Karena diyakini, jika kita bersyukur maka Allah pasti akan menambahkan lagi nikmat-Nya, _la in syakartum la azidannakum_ , begitu sebaliknya.

Dalam ilmu tasawuf dikenal istilah masyhur _ar-ridha bi al-qadha_ menerima putusan Allah dengan suka hati. Prestasi dan reputasi kita adalah hasil usaha kita selama ini yang diperoleh atas bantuan dan pertolongan _ma’unah_ Allah,swt semata. Karena itu, bersyukur adalah pilihan strategis dengan membangun _trust_ kepercayaan publik. Atau dalam bahasa sufisme adalah bersikap _amanah_ . Ini adalah salah satu sifat yang melekat pada pribadi Rasulullah,saw.

Ada benang merah atau relasi kuat antara nilai-nilai sufisme Islam dengan praktek nyata di masyarakat internasional. Ada _munasabah_ , kata Prof.Dr.Wahbah az-Zuhayli antara nilai-nilai luhur ajaran Islam dengan praktek nyata di masyarakat global. Artinya, harus diakui bahwa dalam Islam terdapat nilai-nilai _global_ dan _universal_ yang berlaku secara luas.

Fakta yang tidak bisa dibantah dan diakui secara luas di masyarakat internasional adalah keteladanan ajaran Rasulullah,saw yang _rahmatan lil ‘alamin_ menjadi rahmat bagi alam semesta ( _wa ma arsalnaka illa rahmatan lil ‘alamin_ ).

Artinya, ajaran Islam – melalui contoh teladan Rasulullah,saw –  itu bisa dipraktekkan oleh siapa saja bahkan mereka yang bukan Islam sekalipun dapat melakukannya.

Banyak hadits sahih dari Rasulullah,saw yang menguatkan _statement_ itu. Betapa Rasulullah,saw amat dipercaya ucapan dan tindakannya. Sikap dan perbuatannya, selalu menimbulkan kekaguman siapapun yang menelitinya (Lihat : Ibn Hisyam dalam _Sirah Nabawiyyah_ ).

Karena itu amat pantas bila beliau,saw disebut sebagai _asyraf al-anbiya wa al-mursalin_ semulia-mulia nabi dan rasul. Dari 124.000 nabi dan 313 rasul, beliau-lah yang termulia dalam _akhlaq, aqidah_ , dan pelaksanaan _syari’ah_ .

Mengikuti Rasulullah,saw dengan bersikap _amanah_ , bersyukur, dan _ridha_ dengan keputusan Allah,swt akan menghasilkan keberhasilan, ketenangan dan kebahagiaan dunia akhirat. Sebaliknya, bersikap tidak jujur, _khianat, ‘ujub_ dan _takabbur_ serta _riya_ dengan pamer harta _flexing_ akan berujung pada penyesalan dan kegagalan. Itulah realitas sosial yang kita lihat belakangan ini. Ada _gap_ yang sangat nyata dan jelas antara idealita dengan realita.  Semoga Allah,swt menyelamatkan kita dan bangsa ini ke jalan yang benar.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

You May Also Like
Read More

Alzheimer

Dalam dua pekan terakhir ini jagad informasi diramaikan oleh sorotan media sosial dan dunia internasional seperti dirilis oleh…
Read More
Read More

Universe

Biasanya, kata itu dimaknai dalam bahasa Indonesia secara _harfiyah_ dengan alam semesta. Secara istilah terminologis diartikan sama dengan…
Read More
Read More

Alien

Salah satu yang menjadi bahan diskusi di kalangan ilmuwan Barat ialah Alien. Alien adalah makhluk hidup yang berasal…
Read More