Hari ini, Jumat 5 September 2025 M bersesuaian dengan tanggal 12 Rabiulawal 1447 H, hari kita semua bersyukur karena hari ini lima belas abad silam telah hadir di tengah-tengah alam semesta seorang yang amat mulia _asyraf al-anbiya wa al-mursalin_, Nabi Muhammad,saw, nabi dan rasul terakhir (QS.al-Ahzab,33:40).
Kelahiran beliau,saw telah menerangi dan memberikan pencerahan terhadap kegelapan hidup manusia di era sebelumnya _zaman jahiliyyah_. Dari era ketidakteraturan pada masa yang penuh kasih sayang, _rahmat_ dan berkah dari Allah,swt. Karena, beliaulah yang telah meneladani contoh teladan bagaimana hidup yang benar, yang lurus _shirat mustaqim_. Beliaulah yang mengarahkan manusia _The Straith Path_ untuk hidup harmoni, tegas dalam keyakinan dan saling kasih mengasihi satu dengan lainnya, suka _ruku_ ‘ dan _sujud_ , berorientasi pada karunia dan _ridha_ Allah,swt (QS.al-Fath,48:29).
Mereka yang mengikuti tuntunan dan keteladanan hidup beliau,saw dijanjikan akan dapat ampunan dan pahala yang besar _maghfiratan wa ajran ‘azhiman_. Begitu disebutkan di akhir ayat itu. Beliau,saw lah yang meneladani tradisi hidup bermusyawarah (QS.asy-Syura,42:38).
Momentum maulid nabi hari ini bertepatan pula dengan tenggat waktu yang ditetapkan para pegiat sosial yang mengajukan aspirasi mengatasanama- kan rakyat banyak berupa usulan dan tuntutan rakyat (17+8).
Aspirasi itu 10% ditujukan pada TNI & Polri, 30 % pada DPR RI, dan sisanya atau 60 % pada pihak eksekutif. Para pegiat sosial itu telah bertemu dengan Pimpinan DPR RI pada Kamis 4 September 2025, pukul 13.00. Salah seorang anggota Penasehat Presiden pun sudah menyampaikan pernyataan bahwa Presiden telah dengan baik mendengar tuntutan pendemo (Liputan 6, Kamis 4 September 2025).
Seperti kata pepatah, ada gayung bersambut antara tenggat waktu 17+8 TR (Tuntutan Rakyat) dengan momentum Maulid Nabi,saw. Ada _munasabah_ , mengutip kata Prof.Dr.Wahbah az-Zuhayli, dalam konteks ini. Ada korelasi yang saling kait mengait antara keduanya yaitu kesediaan untuk bermusyawarah dalam menyelesaikan masalah bangsa dengan baik.
Ciri khas _musyawarah_ adalah kesediaan untuk masing-masing pihak mau melakukan _take and give_. Artinya, kepada pihak yang diajukan aspirasi mau dengan ‘arif mendengar, mencermati dan melakukan apa yang menjadi tuntutan aspirasi rakyat banyak. Tentu sesuai dengan kadar kemampuan yang dimiliki ‘ _ala qadr al-istitha’ah_, sedangkan kepada para pegiat sosial dan masyarakat luas diharapkan kesabarannya untuk mau menahan diri dan tidak melakukan aktifitas yang dapat dikategorikan merusak dan anarkistik.
Melalui cara ini, diharapkan suasana kondusif bagi kehidupan yang baik dalam negara yang baik akan dapat terwujud _baldatun thayyibatun wa rabbun_ _ghafur_ (QS.Saba,34:15).
Kita juga bersyukur, terhadap atensi dan doa yang dilantunkan Imam Masjid al-Haram di Mekah yang dengan tulus mendoakan bangsa Indonesia menjadi negeri dan bangsa yang aman sentausa _baldatan aaminatan muthmainnatan_ seperti video yang beredar viral di masyarakat internasional. Begitu juga, kita semua mengapresiasi perhatian dan kepedulian banyak pemimpin dunia yang mengharapkan Indonesia kembali aman dan kondusif.
Kita semua boleh berharap momentum maulid dan tenggat waktu 17+8 TR serta doa imam Masjid al-Haram dan harapan para tokoh dunia ini menjadi sebab pulihnya bangsa dan negara kita pada keadaan yang diharapkan oleh semua pihak. Kepada Allah lah kita gantungkan harapan ini. Dia-lah _Ash-Shamad_ , tempat meminta semua makhluk-Nya (QS.al-Ikhlas, 112:2).