Salah satu yang menjadi bahan diskusi di kalangan ilmuwan Barat ialah Alien. Alien adalah makhluk hidup yang berasal dari luar bumi atau dari planet lain di alam semesta.
Mungkinkah ada _alien_ di planet lain atau tidak. Mengenai ini, terdapat perbedaan pendapat di kalangan fisikawan Barat. Umur alam semesta yang sudah berlangsung selama 14 milyar tahun, sementara galaksi Bima Sakti, _Milky Way,_ baru berumur 4,6 milyar tahun.
Selama masa itu, dimungkinkan adanya makhluk lain selain manusia di galaksi lain yang tumbuh dan berkembang serta mempunya peradaban berbeda dengan manusia.
Tahun 1950, fisikawan Enrico Fermi mengemukakan teori _Dark_ _Forest_ artinya alam semesta ini bagaikan hutan yang gelap. Akibatnya, kita tidak bisa melihat alien itu. Lalu, di mana mereka semua. Fermi berpendapat mereka alien-alien itu kini sedang bersembunyi.
Mengapa sembunyi, karena mereka sadar manusia memancarkan gelombang radio ke seluruh galaksi selama puluhan tahun. Alien-alien itu, menurut Fermi, jika mereka tampil terlalu berisiko. Karenanya mereka memilih sembunyi.
Pemikiran Fermi ini, dibantah oleh lainnya. Karena belum ada bukti ilmiah yang kuat tentang kehidupan di luar bumi. Tetapi, penelitian terhadap Foreign Planet mengindikasikan kecil kemungkinan hanya bumi yang punya makhluk hidup. Secara ilmu pengetahuan, banyak planet yang berpotensi memiliki kehidupan seperti Exoplanet. Tahun 1990-an, Nikola Tesla dan Guglillimo Markoni percaya ada sinyal dari Mars.
Di tengah skeptisisme yang berkembang di kalangan ilmuwan Barat tentang apakah ada alien di luar planet bumi atau tidak.
Para ulama dan ilmuwan Islam justru lebih maju dan sangat yakin akan adanya kehidupan makhluk di luar planet bumi. Mereka punya peradaban sendiri dan kehidupan yang juga sangat intens seperti layaknya manusia bahkan lebih agresif lagi.
_Pertama_ , Syaikh Ibrahim al-Laqqani,rhm dalam Kitab _Jawharat at-Tawhid_ mengatakan _wa jaizun fi haqqihi ma amkana_ (Dan jaiz pada hak Allah, sesuatu yang mungkin) _ijadan i’daman_ (Baik menjadikan dan atau meniadakan).
Syaikh Ibrahim al-Bajuri memaknai potongan bait itu dengan mengatakan _fi’lu kulli mumkinin aw tarkuhu_ (Allah itu mengerjakan tiap-tiap yang mumkin atau meninggalkannya). Perkara alien atau makhluk hidup yang berasal dari luar planet bumi adalah hal yang mungkin. Artinya, Allah swt yang memiliki sifat kuasa atau _qudrat_ bisa saja menciptakan atau tidak menciptakan alien itu.
_Kedua_ , Imam Jalaluddin al-Mahalli, rhm dalam Tafsir al-Jalalayn memastikan bahwa di kalangan orang beriman percaya terhadap yang gaib yaitu _bi ma ghaba ‘anhum_ apa yang tidak nampak dari mereka (QS.al-Baqarah,2:3).
Artinya, makhluk gaib atau apa yang disebut Barat dengan _alien_ bukanlah misteri tetapi sesuatu yang pasti ada. Makhluk gaib dalam sistem keimanan umat Islam antara lain jin, setan, malaikat dan lainnya.
Terhadap hal ini, Prof.Dr.Sayyid Sabiq dalam kitab _Al-‘Aqa’id al-Islamiyyah_ memastikan adanya malaikat yang terbuat dari _nur_ (HR.Muslim).
Keberadaan malaikat (QS.Maryam,19:64 dan QS.al-Baqarah,2:30) ini punya peradaban sendiri dengan sifat-sifat khas seperti bertasbih pada Allah (QS.al-A’raf,7:206, QS.az-Zumar,39:75, QS.Ghafir,40:7, QS.al-Haqqah,69:17).
Mereka juga aktif memberi salam pada penduduk surga (QS.ar-Ra’d,13:23-24), menyiksa penduduk neraka (QS.at-Tahrim,66:6). Domisili mereka ada yang di langit, bumi dan tempat-tempat lainnya. Mereka, ada yang turun dari langit membawa wahyu Allah (QS.al-Baqarah,2:97). Tidak sedikit dari mereka yang ditugasi untuk segala yang berhubungan dengan manusia, menggiatkan kekuatan rohani, mengilhamkan kebaikan, mendoakan orang beriman, mengaminkan bacaan imam, mereka juga hadir ketika salat subuh dan ashar, ikut hadir dalam majlis-majlis zikir, dan masih banyak lagi (HR.Ahmad, Abu Daud, dan Nasai).
Artinya, berdasarkan argumen di atas bukanlah hal yang mustahil atau bisa diyakini makhluk hidup yang berasal dari luar planet bumi seperti alien adalah pasti.
Hal yang pasti lainnya, kedudukan manusia dibandingkan makhluk luar planet bumi seperti _alien_ bahwa manusia lebih utama. Jangankan dengan alien, manusia jauh lebih utama ketimbang malaikat (QS.al-Baqarah,2:31-34).
Apa yang dilakukan SETI atau _Search of Extraterrestrial Intelligence_ di Barat meneguhkan keyakinan kita bahwa memang ada makhluk luar planet bumi yang punya peradaban.
Lalu, bagaimana kita menyikapi diskusi ini. Sikap apresiatif tetap kita kedepankan terhadap segala usaha manusia untuk mengungkap segala yang gaib. Hanya saja bedanya, mereka berangkat dari skeptisisme sedang kita yakin karena iman yang dikaruniakan Allah,swt pada kita.
Agar kita tetap bisa _survive_ di tengah debat alien ini, ialah mengokohkan keimanan kita dan tetap konsisten _istiqamah_ dengan keyakinan itu. Kita meyakini, bakal dapat _husn_ _al-khatimah_ mengakhiri hidup dengan baik (QS.Fushilat,41:30).
Semoga Allah,swt terus melimpahkan _tawfiq_ dan _hidayah_ -Nya pada kita sekalian sehingga tetap hidup dengan keimanan dan keyakinan pada Allah,swt, dengan segala yang melekat pada-Nya.